PENDAHULUAN
Pengertian Agroteknologi
Dilihat dari arti katanya
Agroteknologi seperti mempelajari teknologi pertanian yang orang memandang
lebih kepada teknologi mesin-mesin berat dalam pertanian. tetapi pandangan itu
salah, Agroteknologi lebih mengarah pada pembelajaran dari teknologi pertanian
dari segi budidaya tanaman, perlindungan tanaman dan media dari tanaman itu
tumbuh. Jadi Agroteknologi ini lebih banyak mempelajari suatu teknologi
bagaimana tanaman dapat tumbuh baik menghasilkan produk tinggi serta memberikan
kemanfaatan pada lingkungan.
Prodi Agroteknologi
ini mempelajari dua komponen yaitu tanaman dan tanah, dimana keduanya saling
berhubungan. Tanaman tumbuh di atas tanah, oleh karena itu agar tanaman dapat
tumbuh baik maka kita juga perlu tahu seluk beluk media tempat tanaman tumbuh.
Banyak hal yang dipelajari dalam hal tanaman yaitu budidaya dan perlindungan
tanaman itu sendiri. Dalam hal budidaya dilakukan beberapa praktikum yang telah
dilakukan diantaranya ada teknologi budidaya tanaman baik semusim maupun
tahunan, kultur jaringan, fisiologi tumbuhan, botani, teknologi benih, dll.
Disini kita mempelajari dari bentuk benih hingga panen. Untuk media tanaman
yaitu tanah kita juga melakukan beberapa praktikum yang digunakan untuk
mengetahui fisika, kimia dan biologi tanah. Adapun praktikum yang dilakukan
yaitu ilmu tanah, kesehatan tanah, biologi dan kesuburan tanah, mikrobiologi
tanah, dll. Disini kita mempelajari kandungan dari suatu tanah, jenis tanah,
fauna tanah hingga kerusakan suatu tanah. Selain itu, Agroteknologi juga
mempelajari perlindungan tanaman terutama dari serangan hama dan penyakit
tanaman.
PEMILIHAN BIBIT
Secara harfiah
"BIBIT" mempunyai arti "BENIH" atau asal dari segala
sesuatu yang berkembang (wujud) untuk kemudian dikembang biakan menjadi lebih
banyak. Artinya jika anda berminat untuk mengembang biakan ataupun menernak
sesuatu apapun maka anda terlebih dahulu harus memiliki "bibit"
sebagai modal utama atau benih yang nantinya akan tumbuh beranak pinak.
Berikut ini adalah tips dalam memilih bibit/ benih tanaman :
1.
Bibit
atau benih berasal dari induk yang baik.
2.
Tempat
asal yang jelas menentukan pula mutu tanaman.
3.
Perhatikan
daya kecambah pada label, atau tanyakan kepada penjual jika tidak berlabel.
4.
Perhatikan
/ tanyakan kepada penjual tentang bulan dan tahun benih yang dijual tersebut.
5.
Jika
berupa bibit, tanaman sebaiknya telah mempunyai tinggi lebih dari 25 cm (dapat
lebih kecil dari 25 cm dengan catatan lahan tanam telah diolah secara mekanis dua
kai bajak).
Teknik Penyemaian Benih
A. Pengertian Persemaian.
Yang dimaksudkan dengan persemaian (Nursery)
adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari
tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan.
Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan
awal di lapangan dari kegiatan penanaman hutan karena itu sangat penting dan
merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan.
Penanaman benih ke lapangan dapat
dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang
berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara
langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut
berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar
tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan
terlebih dulu. Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke
lapangan dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah
kuat (siap ditanam), misalnya untuk Pinus merkusii setelah tinggi semai
antara 20-30 cm atau umur semai 8 – 10 bulan.
Pengadaan bibit/semai melalui persemaian
yang dimulai sejak penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin
keberhasilan penanaman di lapangan. Selain pengawasannya mudah, penggunaan
benih-benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di
lapangan lebih terjamin bila dibandingkan dengan cara menanam benih langsung di lapangan.
B. Jenis Persemaian.
1)
Persemaian
sementara (Flyng nursery).
Jenis persemaian ini biasanya berukuran
kecil dan terletak di dekat daerah yang akan ditanami. Persemaian sementara ini
biasanya berlangsung hanya untuk beberapa periode panenan (bibit/semai) yaitu
paling lambat hanya untuk waktu 5 tahun.
Keuntungan dan keberatan persemaian sementara adalah :
·
Keuntungan :
1. Keadaan
ekologi selalu mendekati keadaan yang sebenarnya.
2. Ongkos
pengangkutan bibit murah.
3. Kesuburan
tanah tidak terlalu menjadi masalah karena persemaian selalu berpindah tempat
setelah tanah menjadi miskin.
4. Tenaga
kerja sedikit sehingga mudah pengurusannya.
·
Keberatannya:
1. Ongkos
persemaian jatuhnya mahal karena tersebarnya pekerjaan dengan hasil yang
sedikit.
2. Ketrampilan
petugas sulit ditingkatkan, karena sering berganti petugas.
3. Seringkali
gagal karena kurangnya tenaga kerja yang terlatih.
4. Lokasi
persemaian yang terpancar menyulitkan pengawasan.
2)
Persemaian
Tetap.
Jenis
persemaian ini biasanya berukuran (luasnya) besar dan lokasinya menetap di suatu
tempat, untuk melayani areal penanaman yang luas.
·
Keuntungan :
1. Kesuburan
tanah dapat dipelihara dengan pemupukan.
2. Dapat
dikerjakan secara mekanis bila dikehendaki.
3. Pengawasan
dan pemeliharaan lebih efisien, dengan staf yang tetap dan terpilih.
4. Perencanaan
pekerjaan akan lebih teratur.
5. Produktivitas
semai/bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik dan pertumbuhannya lebih seragam.
·
Kerugiannya :
1. Keadaan
ekologi tidak selalu mendekati keadaan yang sebenarnya.
2. Ongkos
pengangkutan lebih mahal dibanding dengan jenis persemaian sementara.
3. Membutuhkan
biaya untuk investasi lebih tinggi dibanding persemaian sementara. Hal ini
karena untuk persemaian tetap biasanya keadaan sarana (misal jalan angkutan,
bangunan-bangunan di persemaian) dan prasarana (misal: peralatan kerja/angkutan
) lebih baik kualitas dan lebih mahal harganya dibanding yang diperlukan
persemaian sementara.
C. Pemilihan
Lokasi Persemaian
Penentuan lokasi persemaian harus
didahului dengan observasi lapangan. Untuk memilih lokasi persemaian persemaian
yang baik, beberapa persyaratan yang perlu
dipertimbangkan adalah :
1)
Aspek Teknis
ü
Letak
lokasi persemaian.
Sejauh mungkin lokasi persemaian
diusahakan terletak di tengah-tengah daerah penanaman atau berjarak sedekat
mungkin ke setiap areal penanaman. Areal persemaian terbuka/kena sinar matahari
cukup/langsung, mudah dijangkau setiap saat dan terlindung dari angin kencang.
ü
Jalan
angkutan.
Adanya dekat jalan angkutan yang memadai
sesuai keperluan, baik lewat darat maupun lewat air/sungai. Tanpa adanya jalan
angkutan ini akan mempersulit pengawasan dan mempertinggi biaya angkutan.
ü
Luas
Persemaian.
Luas persemaian tergantung pada jumlah semai yang diproduksi
per tahun, cara penanaman, dan lamanya semai/bibit dipelihara di persemaian.
2)
Aspek Fisik
ü
Air.
Adanya sumber air dan persediaan dalam
jumlah yang cukup di dekat persemaian sangat memudahkan keberhasilan
persemaian. Kebutuhan air untuk persemaian tidaklah sama, tergantung pada jenis
tanaman yang disemaikan.
ü
Media
tumbuh/tanah.
Tanah merupakan salah satu komponen
habitat (tempat tumbuh) tanaman. Tanaman akan tumbuh subur bila medium
tumbuhnya subur dan merana bila medium tumbuhnya tidak subur.
Sebagai medium tumbuh semai, perlu
diusahakan memilih tanah yang steril dan yang mempunyai sifat-sifat baik
seperti porositas dan drainasenya baik, bebas batu dan kerikil. pH media sebaiknya
berkisar antara 5 – 7 dan diusahakan tidak menggunakan tanah liat.
Pada tanah/media yang kurang subur dapat
diberikan tambahan unsur hara dalam bentuk pupuk organik maupun anorganik.
Pupuk Organik
Pupuk organik (pupuk kandang, kompos dsb)
merupakan sumber hara tetapi, kandungan unsur haranya rendah, dan untuk
memperolehnya dalam jumlah banyak agak sulit. Pupuk organik dapat memperbaiki
sifat kimia dan fisik tanah.
Pupuk Anorganik
Pupuk Anorganik biasa pula disebut pupuk
buatan. Pupuk buatan yang penting digolongan penting adalah nitrogen, pupuk
fosfat dan pupuk kalium.
ü
Kelerengan
Pada umumnya persemaian dibuat pada lahan
yang sedatar mungkin. Semakin miring topografinya akan semakin sulit pengerjaan
persiapan lapangan dan juga semakin banyak tenaga dan biaya yang dibutuhkan.
Untuk persemaian sedapat mungkin
dipilih/digunakan lahan kelas kelerengan relative datar – landai. Pada umumnya
diusahakan agar kelerengan untuk areal persemaian kurang dari 10 %.
3)
Kebutuhan bahan
ü
Benih
Dua faktor penting yang perlu mendapat
perhatian di dalam penyediaan benih untuk bahan penanaman di persemaian yaitu
kualitas dan kuantitas benih. Penyediaan benih yang berkualitas baik dan dalam
jumlah yang cukup dan tepat waktu sangat menentukan keberhasilan sesuatu
persemaian.
Banyaknya benih yang dibutuhkan suatu
persemaian ditentukan beberapa faktor sebagai berikut :
• Jumlah semai yang harus
dihasilkaan.
• Peren perkecambahan
(viabilitas) dari benih yang bersangkutan.
• Persen jadi semai sampai
siap tanam.
• Jumlah butir benih tiap
kg.\
ü
Pasir
dan tanah (jenis medium tumbuh lainnya)
Pada dasarnya bahan pasir (untuk medium )
maupun tanah (atau medium tumbuh yang lain) untuk medium sapihan dipilih yang
baik, bebas batu, kerikil dan benda-benda lain. Yang dapat mengganggu pertumbuhan
benih yang dikecambahkan maupun pertumbuhan semai hasil sapihan. Benda-benda
keras yang dimaksud antara lain kerikil dan batu-batu.
ü
Kantong
plastik/container
Kantong plastik/container ini digunakan
untuk medium sapihan setelah diisi hampir penuh dengan tanah. Tanah untuk
medium sapih dipilih tanah yang baik halus, merata dan dicampur dengan pupuk.
Banyaknya kantong plastik yang dipergunakan tergantung beberapa banyak semai
yang akan dihasilkan dan berapa besar prosentase kerusakannya.
Ukuran kantong plastik yang dipergunakan
bervariasi,tergantung dari cepat pertumbuhan semai. Semakin cepat
pertumbuhannya semakin besar ukuran kantong plastik. Warna plastik ada
pengaruhnya terhadap pertumbuhan semai, warna kantong plastik hitam mempunyai
pengaruh pertumbuhan semai yang baik, bila dibanding dengan warna
putih,hijau,kuning, dan merah. Dan kantong plastik warna hitam biasanya lebih
awet/tahan lama dibanding dengan yang lain.
D. Pelaksanaan
Pembuatan Persemaian
1) Persiapan.
Sesudah lokasi persemaian ditentukan, beberapa
kegiatan persiapan persemaian yang antara lain :
a.
Pengadaan bahan, yang perlu disiapkan antara lain:
·
Pasir
yang baik dan telah distreilkan untuk medium penaburan benih.
·
Bedengan/bak
, diberi naungan (atap).
· Bedengan
sapih,diberi naungan,terutama untuk melindungi, semai-semai dari teriknya sinar
matahari di siang hari dan hujan yang deras.
·
Kantong
plastik /container yang bagian bawah telah diberi lubang-lubang.
· Tanah
yang baik, yang artinya dicampur dengan pupuk TPS untuk pengisian kantong
plastik sebagai media sapih.
·
Pupuk
TSP dan NPK.
·
Seng
atau tripleks untuk label.
·
Fungisida
dan Pestisida.
· Bahan
untuk pemagaran persemaian, antara lain kawat berduri, dan kayu atau bambu,
tali serta bibit/semai/stek batang , jenis tanaman pagar.
b.
Peralatan/bangunan yang perlu disiapkan adalah:
· Peralatan/bangunan
untuk pangairan antara lain : parit/saluran pangairan,bak penampung air gembor(
dan kemungkinan perlu pompa air lengkap dengan peralatannya).
·
Alat
menyemprot fungisida/ dan pestisida yaitu spayer.
·
Alat-alat
kerja : cangkul, sabit, ganco, gergaji, linggis.
·
Alat
pengukuran : meteran/roll meter, kompas.
·
kantor,
barak kerja, rumah jaga.
2) Pelaksanaan.
a.
Persiapan lapangan.
· Pengukuran
batas persemaian dengan pemberian tanda batas yang jelas dan kemudian dipetakan.
· Pembersihan
lapangan dari semak-semak, rumput/alang-alang dan tunggak-tunggak yang ada.
·
Pengerjaan/pencangkulan
tanah dengan baik dan meratakannya.
· Pengaturan
tempat, terutama untuk bedengan/bak dan bedengan sapih sesuai hasil pemetaan.
·
Pemagaran
persemaian.
· Pembuatan
bedengan/ bak yang diberi pasir bagian atasnya setebal 10-15 cm dan bedengan
sapih dengan diberi naungan / atap.
·
Pembuatan
jalan angkutan/pengawasan.
·
Pembuatan/pemasangan
alat pengairan
· Pengisian
kantong plastik sampai penuh dengan medium tumbuh yang telah dicampur pupuk
sebagai medium sapihan, kemudian diatur/disusun
di bedengan sapih yang telah disiapkan.
b.
Penaburan benih.
Penaburan benih adalah menanam benih yang
telah dipersiapkan / telah melalui perlakuan-perlakuan khusus dibedengan/bak
dengan tujuan agar benih dapat berkecambah
dengan baik.
Penaburan benih dilakukan secara merata
menurut larikan/jalur-jalur atau lubang-lubang yang telah dibuat, kemudian
ditutup dengan pasir atau tanah halus setebal 0,5-1 cm/ setebal benih. Secara
garis besar penaburan dapat dilakukan tiga cara (1) satu persatu (drill sowing), (2) bentuk garis/baris (line sowing), dan (3) menabur mereta (dust sowing). Dan kemudian ditutup
dengan potongan-potongan seresah yang telah disterilkan.
Jarak tanam antara benih dan atara larikan
tergantung pada benih dari suatu jenis tanaman. Namun rata-rata 5 cm antar
benih dan 5 – 10 cm antar larikan. Untuk benih – benih yang halus/ kecil
(misalnya benih Melaleuca spp) agar hasil penaburan benih dapat merata,
maka benih yang akan di dicampur dengan pasir. Perbandingan berat/volume
campuran benih dan pasir biasanya 1 : 20.
Setelah benih ditutup tanah, segera
dilakukan penyiraman sampai pasir/medium cukup basah, kemudian pada setiap
bak/bedengan dipasang label yang bertulisan : nomor bak penabur, species/jenis,
asal benih tanggal penaburan, dan jumlah/banyak benih yang ditanam.
c.
Penyapihan.
Pengertian penyapihan adalah memindahkan
bibit/anak semai dari bedengan/bak ke medium di bedengan sapih. Cara penyapihan,
baik pada waktu mencabut/menggali bibit/anak semai di bedengan/bak maupun waktu
menanamnya ke medium sapih harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai
batang/akar-akarnya rusak atau tidak tertanam tegak lurus. Waktu penyapihan
sebaiknya dilakukan sore hari, dan setelah disapih segara dilakukan penyiraman sampai tanahnya cukup basah. Waktu kecambah
(semai anakan) siap disapih tergantung pada jenisnya, biasanya sesudah keluar
daun pertama sudah dapat dilakukan penyapihan.
d.
Pemeliharaan persemaian.
·
Penyiraman
Cara pengairan/penyiraman yang paling
ekonomis ialah dengan membuat bedengan di hulu sungai dan mengalirkan airnya
melalui saluran ke tempat tertinggi di persemaian, kemudian dari situ air
dibagi keseluruh areal persemaian dengan cara pembuatan saluran-saluran air
kedua (sekunder), dari saluran-saluran kedua ini air dapat langsung mengairi bedengan-bedengan di mana semai dalam
kantong plastik ditempatkan.
Cara penyiraman yang biasa dikerjakan
ialah penyiraman dengan tangan, yaitu menggunakan gembor, dilakukan 2 kali
setiap hari (sekitar pukul 15.00-17.00) dan pagi hari (sekitar pukul. 06.00 -
08.00). Penyiraman berhati-hati, terutama di bedengan/bak untuk menghindari
agar kecambah yang masih lemah tidak rusak.
·
Penyiangan/perumputan
Maksud penyiangan/perumputan ialah
menghilangkan rumput atau tumbuh-tumbuhan lain (liar) yang tidak diinginkan
tumbuh bersama semai. Tujuannya ialah membebaskan semai dari persaingan dengan
tumbuhan liar dalam hal memperoleh cahaya, udara, air dan unsur-unsur hara.
Untuk mencegah tumbuhan liar/gulma di
persemaian tindakan-tindakan yang dapat dilakukan adalah :
o lapangan
yang akan dipakai untuk persemaian, rumput-rumput atau tumbuhan lainnya
dibersihkan dahulu, sedapat mungkin sampai ke akar-akarnya.
o Benih
semai diusahakan jangan sampai tercampur dengan biji tumbuhan liar.
o Jangan
mengizinkan ternak masuk ke persemaian.
o Tanah,
pasir, batu dan bahan-bahan lain yang dipakai sebagai bahan membuat persemaian
diusahakan bersih dari biji dan rizoma tumbuhan liar.